Fiction on Mind

Fiction on Mind

 


Aku duduk di sini, sendiri. Mencari ketenangan dan kesendirian karena diriku yang sedari tadi meraung ingin mengeluarkan semua yang ada di benaknya. Ya, rasaku sendu, agak biru. Ada rindu yang abu-abu. Rindu jatuh cinta, rindu mesra. Rindu yang entah seperti apa. Rindu liar yang menggebu dalam abu.

 

Angin yang menghempas tubuhku seakan menjadikan semua semakin layu. Aku semakin masuk dalam diriku, kau tau? Aku bahkan tak mampu mengatakannya padamu, tak ada kata yang bisa menggambarkannya, hanya aku yang tau. Aku yang rasa.

 

Sesekali ku aduk kopi di samping kiriku yang mulai mengendap. Ahhh, aku merasakan aromanya. Aroma jatuh cinta, bukan pada orang lain, bukan pada diriku, pada apa yang aku rasakan ini. Aku seakan masuk ke dalam kepalaku yang berkelumit dengan ide-ide sendu dan halu. Semua khayalan liar di kepalaku seakan sesak ingin ku tumpahkan. Aku ingin mendeskripsikan semua yang aku rasakan, mengalir, mengalun dan ku rasakan.

 

Seakan aku ingin menuliskan tiap bait dengan merasakan semuanya di tanganku. Jatuh cinta, dicintai, sakit, disakiti dan mengagumi dalam bayang-bayang. Seakan aku melihat semua tontonan yang ku saksikan semalam dan kini aku terjun dalam lamunan tentangnya. Tentang sesuatu yang indah yang hanya ada dalam benakku. Yang apabila aku menuliskannya maka aku bukan lagi aku.

 

Tapi hasrat ini sangat berat. Sayangnya, aku selalu ingin menjadi aktor utama dalam semua tulisan indahku. Sayangnya, mungkin hanya aku yang akan menikmatinya.