Cinta yang Mengalir Senada
Puisi
Berawal dari ketika aku masih belajar bernafas. Saat itu
aku masih di bungkus dengan cinta dan kasih sayang seorang perempuan yang tidak
ku tahui siapa dan bagaimana rupanya. Yang aku tahu, hanya kehangatan dan kasih
sayang yang terus terurai dari setiap hembusan nafas dan mengalir
senada dengan darahku.
Aku terbangun dari mimpi panjangku. Menyambut dunia
dengan tangisan pertamaku. Oh, inikah bumi yang dicintai manusia. Ada pula
manusia yang ku cinta. Yang setiap hembus nafasnya mengalir doa-doa yang tak
henti untuk diri tak berarti.
Harapnya digantungkan tuk dicapai olehku. Satu langkah
salah tak hilangkan penopang pada bawahnya justru kuatkan dasar dengan
bait-bait cinta dan kasih ilahi.
Satu dua patah kataku tak buatnya pergi. Cintanya
sedalam palung lautan, tak tampak namun dalam tak berdasar. Ia hanya tahu bahwa
cinta tak harus dengan kata. Sentuhannya pun telah lukiskan bahagia cinta yang
ia punya saat aku dan dia berada dalam satu jiwa.
Hz - Banda Aceh, 13/10/17