Cinta yang Mengalir Senada

Cinta yang Mengalir Senada




Berawal dari ketika aku masih belajar bernafas. Saat itu aku masih di bungkus dengan cinta dan kasih sayang seorang perempuan yang tidak ku tahui siapa dan bagaimana rupanya. Yang aku tahu, hanya kehangatan dan kasih sayang yang terus terurai dari setiap hembusan nafas dan mengalir senada dengan darahku.
Aku terbangun dari mimpi panjangku. Menyambut dunia dengan tangisan pertamaku. Oh, inikah bumi yang dicintai manusia. Ada pula manusia yang ku cinta. Yang setiap hembus nafasnya mengalir doa-doa yang tak henti untuk diri tak berarti.
Harapnya digantungkan tuk dicapai olehku. Satu langkah salah tak hilangkan penopang pada bawahnya justru kuatkan dasar dengan bait-bait cinta dan kasih ilahi.
Satu dua patah kataku tak buatnya pergi. Cintanya sedalam palung lautan, tak tampak namun dalam tak berdasar. Ia hanya tahu bahwa cinta tak harus dengan kata. Sentuhannya pun telah lukiskan bahagia cinta yang ia punya saat aku dan dia berada dalam satu jiwa.
Hz - Banda Aceh, 13/10/17