Kunci Sukses Pemuda Harapan Bangsa
Opini
Kunci Sukses Pemuda Harapan Bangsa
Oleh Eva Hazmaini
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Ar-Raniry
Usia muda adalah
masa penentu bagi generasi penerus bangsa. Waktu penetuan seseorang akan
menjadi apa ia kelak. Inilah yang biasa disebut sebagai masa-masa emas seseorang. Tempat kreativitas,
tenaga, energi, keberanian, dan semangat masih mengebu-gebu dalam jiwa seorang
pemuda.
Pemuda selalu
menjadi pacuan awal keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa. Sebab pemuda
merupakan kekuatan terbesar yang mampu memberikan energi positif dari
pemikiran-pemikiran cemerlang yang baru dan bisa melakukan inovasi yang baik.
Dalam Islam jika
kita lihat secara detail, banyak sekali Al-quran menjelaskan mengenai
keberanian pemuda seperti di dalam surah Al Anbiyaa ayat 60 tentang keberanian
Nabi Ibrahim menghancurkan sembahan yang sudah menjadi tradisi mereka dan lebih
mencintai Allah dari pada ayahnya sendiri.
Masih ingatkah
kita seperti yang dikatakan oleh orang pertama yang memimpin bangsa Indonesia.
Ir.Soekarno pernah berkata “Beri aku 1000 orangtua niscaya akan ku cabut Semeru
dan akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”.
Seperti itulah
gambaran pemuda yang menjadi acuan dan harapan setiap bangsanya. Pemuda selalu
memberikan gagasan dan sesuatu yang baru dan berguna bagi kehidupan. Dan sudah
pasti pemuda harus mampu dan siap untuk menghadapi perubahan global yang tiada
hentinya.
Lalu, generasi
pemuda bagaimana yang menjadi dambaan setiap orang? Menurut Hasan Basri M. Nur,
Dosen Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, ada
empat unsur terpenting dalam meraih kesuksesan di usia muda. Unsur pertama
yaitu cerdas. Cerdas memiliki makna berbeda dari pintar dan pandai. Orang cerdas
sudah pasti orang yang pandai.
Sejak lahir
manusia membawa sifat cerdas dan pandai, hanya saja sifat tersebut harus
dilatih secara sistematis dengan mengedepankan pendidikan sejak lahir. Pembelajaran
yang baik dan secara berkelanjutan akan membuat otak anak bekerja lebih baik
dalam mengolah sesuatu yang baru. Latihan-latihan penyelesaian masalah
diperkenalkan sejak dini agar generasi baru mampu menyelesaikan permasalahan
pribadi maupun kelompok.
Kedua, gigih. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gigih memiliki arti tetap teguh pada
pendirian. Dalam agama Islam istilah ini biasa disebut dengan Istiqamah. Orang yang
gigih selalu berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan berbagai cara,
sesuai syariat. Kegagalan baginya adalah batu loncatan untuk keberhasilan
kedepan.
Generasi pemuda
yang masih menyandang status sebagai mahasiswa di salah satu universitas harus
mampu memikirkan peluang masa depannya. Mempersiapkan diri untuk bersaing di
dunia pekerjaan ketika menjadi sarjana. Mengasah bakat yang ada dengan ikut
terjun dalam kegiatan oraganisasi yang sejurus dengan profesi yang diminati. Misalnya
saja mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ikut andil dalam sebuah
organisasi pers kampus untuk mempertajam keahlian dalam menulis berita, opini, features,
artikel dan sebagainya.
Kegiatan ini
nantinya akan bermanfaat sebagai penambah wawsan dan pengalaman kerja, sehingga
menjadi pertimbangan dalam dunia pekerjaan kelak. Selain itu, juga bisa
berpeluang untuk mendapakan tawaran pekerjaan di beberapa kantor berita lokal
seperti online ataupun cetak. Maka akan terbentukah pemuda yang mandiri dan
memiliki daya saing dalam dunia kerja. Pekerjaan akan dengan mudah datang
dengan sendirinya tanpa harus bersusah payah menyebarkan lamaran pekerjaan.
Ketiga, akhlak. Unsur
penting penentu kesuksesan selanjutnya adalah akhlak. Bahkan di dalam hadis,
Rasulullah bersabda bahwa ia di utus untuk menyempurnakan akhlak. Cerdas tanpa
akhlak sama artinya dengan nihil. Dalam kehidupan, kita tidak bisa hidup tanpa
adanya campur tangan orang lain. Ketika kita memiliki masalah dalam hubungan
dengan manusia, maka akan sulit bagi kita untuk mendapat pekerjaan.
Hanya dengan
melihat tingkah laku seseorang, kita bisa memiliki asumsi mana orang yang
memiliki akhlak baik dan mana yang tidak. Oleh sebab itu, pelajaran etika
sangat penting untuk diterapkan di setiap sekolah dan lembaga pendidikan
lainnya. Ini agar melahirkan generasi yang cerdas dan berbudi pekerti luhur.
Keempat, relasi. Relasi
bukanlah unsur utama dalam penentu kesuksesan. Hanya saja relasi menjadi salah
satu pintu dalam menuju kesuksesan. Banyaknya relasi yang dibangun maka akan
membuka peluang dalam pertimbangan kelulusan kerja. Membangun relasi bisa
dilakukan sejak masih duduk di bangku sekolah. Menjalin hubungan baik dengan
guru, petugas administrasi sekolah dan lain-lain.
Para pemuda yang
masih menyandang status mahasiswa perlu menjalin kemitraan terhadap dosen,
dekan, rektor dan lain-lain. Membuka hubungan sambil mempomosikan diri kepada
orang-orang yang sudah ahli dalam bidang tertentu. Akan ada pertimbangan-pertimbangan
baik yang di dapatkan dari hubungan tersebut.
Jadi, tidak ada
istilah susah untuk mendapatkan pekerjaan bagi mahasiswa lulusan universitas
apabila memiliki keempat unsur tersebut. Hanya perlu bersiap dan jeli dalam
melihat peluang yang ada. Sebelum waktu kelulusan tiba, aka nada tawaran-tawaran
pekerjaan yang datang tanpa di undang hadir dalam pilihan hidup untuk masa
depan.